Tanah Jawa memiliki kekayaan lagu daerah yang beragam, mencerminkan kehidupan sehari-hari, nilai-nilai budaya, dan keindahan alam. Salah satu lagu daerah yang sederhana namun cukup dikenal adalah “Turi-turi Putih”. Dengan lirik yang pendek dan melodi yang mudah diingat, lagu ini seringkali dinyanyikan oleh anak-anak dan memiliki nuansa yang polos serta lugu. Mari kita telaah lebih lanjut tentang lagu “Turi-turi Putih”, lirik, interpretasi, dan popularitasnya.
Asal Usul dan Karakteristik Lagu Turi-turi Putih
“Turi-turi Putih” diyakini berasal dari Jawa Tengah. Karakteristik utama lagu ini adalah liriknya yang sangat pendek dan berulang, serta melodinya yang sederhana dan ceria. Kesederhanaan inilah yang membuatnya mudah dipelajari dan dinyanyikan, terutama oleh anak-anak. Lagu ini seringkali digunakan dalam kegiatan bermain atau sebagai pengantar tidur karena nadanya yang menenangkan.
Menjelajahi Lirik Singkat dan Makna Tersirat
Lirik lagu daerah “Turi-turi Putih” sangat singkat dan berulang, namun mengandung gambaran yang sederhana namun kuat:
Turi-turi putih Ditandur neng kebon Amung setangkai
Pengulangan lirik ini menciptakan ritme yang khas dan mudah diingat. “Turi” adalah nama pohon dengan bunga berwarna putih. “Ditandur neng kebon” berarti ditanam di kebun, dan “amung setangkai” berarti hanya satu tangkai.
Interpretasi lagu daerah ini bisa beragam. Salah satu interpretasi yang umum adalah tentang kesederhanaan dan keunikan. Bunga turi putih yang hanya satu tangkai di kebun bisa melambangkan sesuatu yang berharga meskipun jumlahnya sedikit atau kondisinya sederhana. Ini bisa menjadi pengingat untuk menghargai apa yang kita miliki, meskipun tampak kecil atau sederhana.
Selain itu, kesederhanaan lirik dan melodi lagu daerah ini juga mencerminkan kepolosan dan keluguan dunia anak-anak, di mana hal-hal sederhana dapat memberikan kegembiraan.
Informasi Tambahan:
Menurut catatan dari Taman Budaya Jawa Tengah di Surakarta pada hari Minggu, 27 April 2025, lagu “Turi-turi Putih” seringkali diajarkan kepada siswa sekolah dasar sebagai bagian dari pengenalan lagu Jawa. Kurator seni pertunjukan Taman Budaya, Bapak Hadi Sumantri, menyatakan bahwa lagu ini efektif untuk mengenalkan siswa pada kekayaan lagu dengan cara yang mudah dan menyenangkan.